Mar 5, 2011

TIPS MENGATASI DEPRESI

Ketika pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM setelah sebelumnya harga berbagai kebutuhan yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti listrik dan telepon juga telah dinaikan, maka ada perasaan gamang yang melanda sebagian besar dari masyarakat kita.
Perasaan akan ketidakpastian dalam menghadapi kehidupan yang semakin susah dari hari kehari. Perasaan ketidakpastian ini dapat mengakibatkan suatu penyakit kejiwaan yang disebut dengan depresi.

Berikut adalah cuplikan dari buku Create Your Own Cheese, karangan Aribowo Prijosaksono yang mungkin dapat membantu kita dalam menghadapi dan mengatasi depresi.
Ketika kita menghadapi perubahan atau krisis, satu hal yang pasti adalah ketidakpastian. Misal, ketika kita kehilangan pekerjaan, kita menghadapi ketidakpastian bagaimana agar dapur kita tetap berasap. Ketika sebuah keluaraga kehilangan seorang ayah yang selama ini menjadi tumpuan kehidupan, keluarga itu menghadapi ketidakpastian akan masa depan anak-anak.
Demikian sebaliknya jika kehilangan seorang ibu yang penuh kasih sayang, keluarga tersebut menghadapi ketidakpastian akan pendidikan anak-anak serta perhatian dan curahan kasih sayang dari seorang ibu.

Ketidakpastian inilah yang menyebabkan rasa takut dan kuatir bagi mereka yang mengalami. Perasaan ini menimbulkan suatu gejala psikologis yang disebut dengan depresi. Sigmund Freud, bapak psikologi modern, melihat depresi sebagai reaksi terhadap kehilangan. Freud sampai pada kesimpulan depresi sebagai kehilangan melalui pengamatan terhadap kesamaan antara perasaan berkabung – sebuah reaksi normal terhadap kehilangan seseorang yang sangat dekat dengan kita - dan depresi. Tetapi dalam banyak kasus lainnya, ternyata ketika orang merasa depresi, tidak ada kehilangan yang jelas dalam hidup mereka. Namun selanjutnya Freud menyimpulkan bahwa kehilangan yang dimaksud tidaklah perlu kehilangan yang benar-benar nyata, mungkin saja kehilangan tersebut berupa kehilangan status atau harapan atau citra diri pribadi.

Depresi adalah seperti melihat sesuatu melalui kaca gelap seperti lagu "Paint it black" dari kelompok the Rolling Stones yang syairnya antara lain berbunyi : "sulit menghadapi sesuatu dengan penuh keberanian, ketika seluruh dunia Anda berwarna hitam". Ketika kita merasa tertekan atau depresi , tampak seakan-akan kita terjebak dalam terowongan yang gelap untuk selama-lamanya. Kita menjadi pesimis dan ini mewarnai segala upaya kita untuk mengatasi dan keluar dari krisis yang kita alami. Tetapi sesungguhnya semua itu merupakan sebuah ilusi dalam pikiran kita yang dibentuk sesuai dengan lensa yang kita pakai untuk melihat dunia.

Merasa tertekan adalah seperti melihat sesuatu melalui kaca gelap. Apakah kita sedang berpikir tentang diri sendiri, tentang dunia, atau tentang masa depan, segala sesuatu tampak sebagai sesuatu yang suram dan penuh tekanan. "Tidak ada yang berjalan dengan baik"; "saya gagal"; "saya tidak dapat mengubah apa-apa". Kita merasa menjadi korban dari keadaan, sehingga sepertinya hal tersebut melemahkan seluruh sendi-sendi kita dan semangat kita untuk keluar dan mengatasinya.

Pikiran negatif dan depresi berjalan bersama-sama. Semakin banyak pikiran negatif yang kita tanam dalam pikiran kita semakin depresi kita jadinya. Ingat bahwa kita adalah sang tukang kebun dari kehidupan kita. Kitalah yang bertanggung jawab menanam apapun dalam pikiran kita. Sehingga jika kita memilih untuk memenuhi pikiran kita dengan dengan hal-hal negatif, maka itulah yang akan kita peroleh.

Sebaliknya jika kita berpikiran optimis dan positif, serta memusatkan perhatian kita pada berbagai peluang atau kesempatan yang muncul dari setiap krisis yang kita hadapi, maka besar pula peluangnya untuk kita keluar dari krisis. Karena sesungguhnya kitalah yang bertanggung jawab atas semua realitas yang terjadi dalam kehidupan kita. Inilah yang disebut Covey sebagai "lingkaran pengaruh" yang kita sepenuhnya memegang kendali atasnya. Lingkaran pengaruh ini dapat kita perbesar atau kita perkecil tergantung dari kemampuan kita untuk mengendalikan perubahan yang terjadi dalam hidup kita.

Ada tiga area yang dapat membantu untuk menarik diri kita dari lubang depresi atau ketakutan yang berlebihan : yaitu kegiatan atau tindakan yang kita lakukan, pikiran kita dan sistem pendukung yang kita miliki. Depresi ataupun ketakutan akan mencoba menenggelamkan kita ketika kita berusaha mengatasi krisis yang kita hadapi, dan kita perlu mewaspadai hal ini. Ketika kita merencanakan untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi krisis pikiran depresif akan melemparkan blok-blok penghambat dijalan perubahan, mengisi pikiran kita dengan pikiran yang suram, negatif dan pesimis : "Tidak ada gunanya mencoba hal itu"; "Hal itu tidak akan membuat perbedaan". Pemikiran-pemikiran seperti itu menghambat kita dari kesempatan untuk menggunakan sumber daya kita sendiri dan untuk mulai masuk kedalam jalan perubahan menuju realitas baru yang kita harapkan.

Cara terbaik untuk menolong diri sendiri keluar dari depresi, rasa takut dan cemas adalah memfokuskan perhatian pada berbagai peluang sekecil apapun yang akan membawa kita kearah yang tepat. Janganlah melihat ke horison yang jauh; lihatlah tikungan berikutnya di jalan yang sedang kita lalui. Fokuskan usaha atau tindakan kita untuk mengurangi beban yang kita pikul. Fokuskan pikiran untuk merasa lebih baik dibandingkan dengan apa yang kita rasakan sekarang, tetapi jangan berfikir bahwa kita akan merasa lebih baik lagi hanya dengan sekali usaha. Jika kita fokus pada upaya membuat perubahan kecil, kita akan menemukan bahwa masalah sisanya akan membaik dengan sendirinya.

Depresi ataupun rasa takut membuat kita lemah dan seluruh energi kita disedotnya. Depresi dideskripsikan oleh seorang ahli psikologi, Martin Sehgman, sebagai "penyakit flu biasa" secara psikiatri. Namun depresi dapat menjadi flu berat yang membuat kita lemas dan tidak dapat melakukan apa-apa, dan keadaan ini dapat menghalangi proses penyembuhan. Saya teringat nasihat Nancy Dornan, pemimpin Grup Network 21 bahwa "Action Cures Fear"-Tindakan dapat menyembuhkan rasa takut. Cara pertama menolong diri kita sendiri keluar dari kancah penderitaan ini adalah, sekali lagi, melibatkan diri kita dalam kegiatan sehari-hari.

Jadi ketika anda merasa takut atau depresi, tetaplah menyadari bahwa suasana hati bergerak naik dan turun, dan fokuskan perhatian pada strategi jangka pendek yang dapat membuat kita merasa lebih baik ;
1. Mengerjakan kegiatan kita sehari-hari tetap aktif ternyata sangat membantu, meskipun hal ini lebih sulit dilakukan ketika kita tertekan.
2. Membenahi pikiran. Pikiran yang dipenuhi rasa takut, cemas dan tertekan membuat kita macet. Belajar bagaimana melihat segala sesuatu secara berbeda dapat membantu kita untuk bergerak lagi. Semakin kita bertindak, berarti kita memperbesar "lingkaran pengaruh" kita, dan semakin kita bisa mengatasi rasa takut dan kuatir yang kita hadapi.
3. Membenahi sistem pendukung. Dalam hal tertentu seringkali dengan membagi masalah atau kesulitan yang kita hadapi kepada orang lain dapat membantu meringankan beban kita. Atau mungkin nasihat orang lain dapat membantu kita keluar dari kesulitan, karena mereka dapat melihat perspektif yang lebih luas daripada kita yang terjebak didalam.

Moved Beyond Your Fear – karena dengan mulai melangkah meskipun jalan di depan gelap dan penuh ketidakpastian, kita harus senantiasa yakin bahwa ada harapan diujung sana. Karena kalau kita tidak melangkah, maka tidak akan ada realitas baru dari setiap krisis atau kesulitan yang kita hadapi. Seperti tokoh karakter Haw dalam "Who Moved My Cheese" yang tidak mau bergerak, sehingga akhirnya "mati dalam kelaparan". Sesungguhnya jika kita sudah tidak punya pengharapan dan akhirnya tidak melakukan apa-apa, sama halnya dengan kita sudah mati.

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kritik, Saran dan Komentarnya

Salam Kami,

MS & YULI

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More